Membaca Realitas

LSM Tabea dan Puskasera Malut bersama Prodi Sejarah Unkhair dan Unutara Launching dan Bedah Buku

 

TERNATE (kalesang) – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tabea dan LSM Puskasera bersama dengan Universitas Nadhatul Ulama Maluku Utara, beserta Prodi Sejarah FIB Universitas Khairun melaunching buku pada Sabtu (04/02/2023).

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama (Unutara) itu melaunching sebanyak 4 buku, yaitu Potret Sejarah Maluku Utara Pada Aktivitas Agraris Abad 20, Kehidupan Bangsawan Kedaton Ternate Abad 19-20.

Dua buku lainnya, yakni Jejak Historis Kain Adat Sahu dan buku yang terakhir adalah Perjalanan Sejarah Maluku Utara terjemahan oleh Noerfitriyani dan tim Prodi Sejarah Unkhair.

Dalam kegiatan itu juga disertai dengan bedah buku yang menghadirkan dua orang sejarawan Maluku Utara sekaligus akademisi Unkhair yaitu Drs. Umar Hi Rajab, M.A. dan Drs. Nani Jafar.

Baca Juga: Harga Kakao di Kota Ternate Rp28 Per Kilogram

“Tentunya kegiatan ini sangat bermanfaat di tengah antusiasme audience yang sebagian besar merupakan mahasiswa Unkhair dan Unutara, juga kampus-kampus lainnya.” Kata bendahara LSM Tabea Sartika Hirto kepada kalesang.id, Minggu (05/02/2023).

Dikatakan, salah satu hal yang digarisbawahi oleh panelis sebagai pembedah adalah minimnya kajian Maluku Utara yang sesungguhnya mengaburkan fakta-fakta dan pengetahuan historis dan budaya Maluku Utara di masa lalu.

Terlebih, kata dia, selama ini kajian-kajian historis masih cukup jarang melihat periode penjajahan Belanda yang seolah-olah merupakan periode kosong dan terlupakan. Hal ini merupakan suatu ‘one piece’ atau satu potongan yang tenggelam.

“Padahal wilayah Maluku Utara pada masa itu telah dihuni oleh penduduk yang merupakan pendahulu-pendahulu dari penduduk asal Maluku Utara.” Ungkapnya.

Selain itu juga, lanjut Sartika, hal yang patut digarisbawahi adalah bagaimana sejarah Maluku Utara dalam bedah buku ini menghadirkan dua sisi dari kelas sosial yang berbeda, yaitu pihak Kesultanan Ternate dan masyarakat pedesaan dalam buku-buku yang berbeda.

“Kedua sisi ini merupakan hal yang sesungguhnya, karena penduduk pedesaan sendiri adalah bagian terbesar penduduk di Maluku Utara.” Sebutnya.

Sementara bendahara LSM Puskasera Maluku Utara, Wahyuni Hirto menuturkan, kegiatan tersebut diakhiri dengan pembagian buku gratis. Pembagian buku gratis ini, kata dia, dilaksanakan di semua kabupaten kota di Maluku Utara.

“Terutama di seluruh kantor kearsipan dan perpustakaan daerah, SMA dan SMP.” Singkatnya.

 

Reporter: Rahmat Akrim

Redaktur: Junaidi Drakel