Resiko Stunting di Tidore Selatan Capai 785 KK
Prevalensi Stunting 2,3 Persen di Bulan Februari, 333 Dapat Pendampingan
TIDORE (kalesang) – Angka prevalensi stunting mencapai 2,3 persen pada bulan Februari 2023, keluarga resiko stunting (KRS) di Kecamatan Tidore Selatan mencapai 785 KK.
Hal itu diungkapkan tim penyuluh kecamatan (TPK) keluarga beresiko (KB) Tidore Selatan, Hizbul Watan, dalam rapat presentasi pelaksanaan percepatan penurunan stunting atau konvergensi stunting di tingkat Kecamatan se Kota Tidore Kepulauan di ruang rapat Walikota, Kamis (2/3/2023).
Hizbul bilang dalam proses pendampingan keluarga beresiko stunting oleh TPK Tidore Selatan, dari 785 sudah di lakukan pendampingan sebanyak 333 KRS.
Pada proses pendampingan, lanjut Hizbul, terdapat 5 sasaran, antaranya masyarakat calon pengantin (Catin), ibu hamil (Bumil), ibu bersalin (Bulin), bayi dua tahun (Baduta), dan bayi lima tahun (Balita).
Untuk Catin, kata dia, dilakukan pendampingan setelah menerima informasi, dan kemudian dilakukan konseling pranikah oleh kantor urusan agama (KUA) dan pemeriksaan kesehatan.
“Kalau pendampingan terhadap Bulin, dilakukan sebanyak 2 kali dalam masa nifas untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi.” Jelasnya.
Sedangkan untuk Baduta dan Balita, dilakukan pendampingan oleh beberapa pihak, yakni TPK, kader bina keluarga balita (BKB), dan kader Posyandu saat Posyandu tiap bulan berjalan, serta dilakukan kunjungan rumah apabila diperlukan.
Dia menambahkan, dalam upaya penurunan stunting, tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Tidore Selatan menggagas “Ceating Dashat” atau cegah dan atasi stunting dengan dapur sehat atasi stunting.
“Kegiatan ini mulai diterapkan di Kelurahan Dokiri dengan melibatkan 7 Dasawisma dari 7 RT, dan akan di replikasikan ke seluruh Kelurahan dan desa di Tidore Selatan.” Pungkasnya.
Reporter: M. Rahmat Syafruddin
Redaktur: Wawan Kurniawan