TERNATE (kalesang)– Provinsi Maluku Utara dinilai memiliki potensi peternakan ayam.
Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Maluku Utara Tunas Agung Jiwa Brata pada Kegiatan Media Briefing Torang Pe APBN, Rabu (27/9/2023).
Ia mengatakan, potensi pengembangan industri peternakan ayam di Maluku Utara menjadi upaya untuk menekan angka impor daging ayam dan telur dari luar daerah.
“Peternakan ayam menjadi salah satu potensi Maluku Utara yang perlu dieksplorasi lebih dalam, karena bisa mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan.” Katanya.
Ia menuturkan, peternakan ayam menjadi salah satu konsen pihaknya dikarenakan berdasarkan data yang diperoleh, konsumen daging ayam di Maluku Utara tercatat sangat tinggi yakni sebanyak 1.862 ton per tahun 2022. Namun, hal tersebut tak sebanding dengan capaian produksi yang hanya mencapai 63,67 ton per tahun 2022.
“Stok ketergantungan Maluku Utara sangat tinggi, yakni 1.861 Ton atau 99 persen.” Tuturnya.
Tunas mengungkapkan, Kabupaten Halmahera Barat menjadi daerah produksi ayam kampung tertinggi dari 10 kabupaten/kota sebanyak 213.242 ton per 2022.
“Produksi ayam kampung terendah di Kabupaten Kepulauan Sula yakni 14.302 ton.” Jelasnya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi insiatif Universitas Khairun (Unkhair) yang turut mengembangkan peternakan ayam. Yang mana, telah berhasil memproduksi 4.600 ekor ayam.
“Mereka turut menggerakkan sektor perekonomian Maluku Utara dengan menggunakan teknik ilmiah yang dimiliki.” Ujarnya.
Meskipun begitu, ia juga mengatakan, terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi, salah satunya biaya produksi yang cukup besar.
“Minimnya ketersediaan pakan, teknologi, dan sarana produksi yang masih terbatas di Maluku Utara sehingga harga pangan cenderung tinggi.” Tutupnya.
Reporter: Sitti Muthmainnah
Redaktur: Wawan Kurniawan