Membaca Realitas

Aktivitas Gempa Gunung Gamalama Meningkat, BPBD Ternate Imbau Warga Waspada

TERNATE (kalesang) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Gamalama Ternate, Maluku Utara. Menyikapi itu, BPBD Kota Ternate imbau warga waspada.

Kepala BPBD Kota Ternate Ferry Hamdany Wolley menyampaikan, menindaklanjuti laporan tentang peningkatan kegempaan Gunung Gamalama yang berada pada level II (waspada) yang dikeluarkan PVMBG Kementerian ESDM.

Bahwa, teramati cuaca berawan mendung, angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan barat laut. Suhu udara 24-31 °C dan kelembaban udara 76-83%. Gunung jelas, kabut 0-1 hingga kabut 0-II.

“Asap kawah teramati berwarna putih dengan intesitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-100 m di atas puncak kawah.” Ujar Ferry yang mengutip laporan PVMBG, pada Kamis (18/4/2024).

Dalam laporan PVMBG juga, kata Ferry, bahwa terekam 117 kali Gempa Hembusan dengan durasi 6.94-17.2 detik, 1 kali Low Frekuensi dengan durasi 142.58 detik, 25 kali Gempa Vulkanik Dalam dengan durasi 10.6-15.99 detik, I kali Gempa Tektonik Lokal dengan durasi 38.06 detik, 19 kali Gempa Tektonik Jauh dengan durasi 42.26-127.82 detik.

BACA JUGA: Aktivitas Kegempaan Gunung Gamalama Ternate Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada

Dimana, berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, yang dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan hembusan dan vulkanik dalam yang signifikan serta kemungkinan terjadinya erupsi freatik.

Foto: BPBD Kota Ternate saat sosialisasi ke masyarakat

“Tingkat aktivitas Gunung Gamalama saat ini masih berada pada level II atau waspada.” Ungkapnya.

Sehubungan dengan hal tersebut maka BPBD Kota Ternate mengimbau dan merekomendasikan kepada para Camat dan Lurah agar meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi erupsi Gunung Gamalama.

Kepada masyarakat di sekitar Gunung Gamalama,  dan pengunjung ataupun wisatawan, lanjut Ferry, agar tidak beraktivitas dalam radius 1,5 KM dari kawah utama di puncak Gunung Gamalama.

“Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di area aliran sungai yang berhulu dikawasan puncak gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin.”

“Terus memantau perkembangan terkini aktivitas Gunung Gamalama melalui saluran terpercaya dan tidak terpengaruh dengan informasi yang menyesatkan.” Tukasnya.

Reporter: Rahmat Akrim

Editor: Redaksi