Membaca Realitas

Petani Padi di Haltim Yakin Sultan Husain Mampu Atasi Masalah Lumbung Padi

Kalesang– Riya Supriyasah yang kerap disapa Babe adalah pensiunan PNS yang juga seorang petani. Ia bermukim di Desa Mekar Sari, Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur.

Pria asal Kuningan, Jawa Barat, itu sudah hidup di Haltim sejak 1982, bahkan sebelum program transmigrasi masuk Haltim. Babe kini menjadi salah satu tokoh masyarakat di Mekar Sari. Haltim sudah menjadi kampung halamannya, tempat ia dan anak cucunya hidup.

“Saya tidak akan pulang lagi ke Kuningan. Kampung saya ya di sini,” ucapnya saat diwawancarai, Selasa (15/10/2024).

Sebagai petani, Babe tahu betul kondisi pertanian di Wasile, kawasan yang sebelumnya digadang-gadangkan sebagai lumbung padi Maluku Utara.

“Sekarang ini bukan lumbung padi lagi tapi lubang padi,” ujarnya.

Ya, sebagian sawah-sawah di Haltim telah lama mengering jadi lahan mati. Petani mengaku kesulitan mendapat akses benih dan pupuk murah berkualitas. Padahal, bendungan Batu Raja menyediakan air berlimpah. Mirisnya, kini lumbung padi itu diserbu bermacam merk beras dari luar daerah.

“Lumbung padi itu Cuma label saja. Programnya tidak sentuh ke bawah dan tidak konsisten,” tegas Babe.

Babe pun menaruh harapan besar pada calon gubernur Maluku Utara nomor urut 1 Sultan Husain Alting Sjah. Di mata Babe, visi misi cagub yang berpasangan dengan Asrul Rasyid Ichsan itu sejalan dengan kondisi pertanian pada umumnya, dan khususnya di kawasan Subaim.

“Saya sejak beliau di DPD sudah memilih beliau. Ini beliau maju pilgub, saya tanya kepada empat tokoh yang berbeda kira-kira siapa yang paling bagus, dan semuanya jawab Pak Sultan,” ungkapnya.

Babe lantas mencari tahu visi misi Sultan Husain-Asrul (HAS) di sektor pertanian. Rupanya paslon tersebut telah menetapkan program prioritas untuk petani dan nelayan, dua profesi kebanggaan dan dominan di Malut.

Program itu adalah peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, bantuan sarana dan prasarana pertanian dan perikanan, serta peningkatan pengembangan wirausaha milenial pertanian dan perikanan.

Dengan karakter Sultan Husain yang tegas dan konsisten menentang korupsi, Babe optimis program-program ini akan berjalan tanpa rintangan.

“Ini kan daerah pertanian, mudah-mudahan ke depan ini dengan adanya program tadi yang dipaparkan sama Pak Sultan, Pak Prabowo juga istilahnya mau memajukan pertahanan pangan. Mungkin dibantu dengan Pak Sultan yang kedekatannya dengan Pak Prabowo, di sini diutamakan gitu (programnya). Karena di sini kebanyakan masyarakat itu masih kekurangan pupuk, dan alsintan (alat dan mesin pertanian) yang masih kurang,” papar Babe.

“Karena itu mari warga Wasile kita dukung Pak Sultan memajukan desa kita, kecamatan kita, dan daerah transmigrasi pada khususnya,” tukasnya.

Pada 15 Oktober 2024, Babe akhirnya bertemu langsung Sultan Husain yang menggelar pertemuan di Desa Batu Raja, Wasile. Pertemuan itu, menurut Babe, kian memantapkan pilihannya terhadap HAS.

“Inshaa Allah saya tetap bersama Pak Sultan,” tandasnya.

Senada, tokoh masyarakat Muhammad Jen menyatakan program lumbung pangan yang dicetuskan pemprov di Subaim dan sekitarnya hanya wacana semata.

“Tapi sampai detik ini tidak pernah satu program pun yang turun dan menyentuh, tidak ada. Dulu pada zaman 90-an Subaim Wasile mengeluarkan beras berton-ton ke Ternate, Tobelo, dan sekitarnya. Tapi hari ini malah banyak macam beras masuk ke sini dengan berbagai macam merk. Ini membuat saya berpikir ngapain ada transmigrasi di sini? Untuk apa ada program pemerintah kalau kemudian orang lain kasih makan pa torang di sini?” ujarnya di hadapan Sultan Husain.

Ia pun menyarankan adanya regulasi yang lebih baik terkait kerja sama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar produksi beras Subaim bisa kembali berjaya.

“Saya yakin Pak Sultan dan tim lebih tahu bagaimana menyelamatkan sawah-sawah kita,” pungkasnya.

Sultan Husain usai mendengar penyampaian warga menyatakan salah satu program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto adalah ketahanan pangan. Program itu akan dikawal implementasinya hingga ke daerah. Dengan dukungan pemerintah pusat, bakal lebih mudah menghidupkan lumbung pangan di Maluku Utara.

“Saya sudah pernah ke Subaim ketika masih kuliah hingga jadi pegawai. Waktu itu kitorang lihat sawah hijau di mana-mana. Tapi itu so tara tahu di mana. Sekarang ini lebih banyak lahan-lahan kosong. Pemerintah hampir kehilangan fokusnya menata barang ini,” tuturnya.

“Oleh karena itu, mudah-mudahan dengan Presiden Prabowo ini kitorang bisa bersinergi. Meski kitorang punya impian, harapan, kapasitas intelektual yang memadai di bidang pertanian dan peternakan, tapi kalau tidak ditunjang dengan program yang datang dari pemerintah pusat, maka agak sulit kitorang kembangkan apa yang kitorang impikan,” jabar Sultan Husain.

Program ketahanan pangan Prabowo, sebutnya, akan mempermudah sinergi program pemprov dan kabupaten/kota untuk mewujudkan kemandirian pangan.

“Dalam menyusun visi misi, kita harus bersinergi dengan program yang dicetuskan pemerintah pusat, sehingga kita bekerja benar-benar fokus dan terukur. Setiap program dievaluasi per tahun, dan dicari tahu penyebabnya jika tersendat. Jika orangnya yang jadi penyebab maka orangnya yang harus diganti, sehingga programnya tetap berjalan,” terangnya.

“Menjalankan program lumbung pangan ini kita akan libatkan konsultan. Jangan sampai orang yang tidak ahli ekonomi kita taruh di bidang ekonomi dan lain-lain, hanya karena ada hubungan keluarga dengan kepala daerah,” tegas Sultan.

Reporter: Rahmat Akrim

Editor: Wendi Wambes