Makanan dan Tembakau Penyumbang Inflasi Maluku Utara
TERNATE (Kalesang) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara, pada November 2024 tercatat inflasi Month-to-Month (m-to-m) atau bulan ke bulan sebesar 0,43 persen di Provinsi Maluku Utara, sementara Kabupaten Halmahera Tengah mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.
Secara Year-on-Year (yoy) atau tahun ke tahun, Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi sebesar 2,78 persen, sedangkan Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 2,62 persen.
Plt Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Nurhidayat Maskat, menyampaikan bahwa penyumbang utama inflasi di Maluku Utara adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,33 persen. Komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi antara lain ikan selar/ikan tude, bawang merah, ikan cakalang/ikan sisik, tomat, dan ikan bakar.
Di Kabupaten Halmahera Tengah, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga menjadi penyumbang utama dengan andil sebesar 0,14 persen. Komoditas lainnya yang turut menyumbang inflasi di antaranya tomat, bawang merah, ikan malalugis/ikan sorihi, ikan selar/ikan tude, dan bawang putih.
“Pada November 2024, Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah mengalami inflasi m-to-m. Komoditas utama penyumbang inflasi di Provinsi Maluku Utara adalah ikan selar/ikan tude, sementara di Halmahera Tengah adalah tomat,” ujar Nurhidayat.
Sementara itu, komoditas yang menahan laju inflasi secara m-to-m di Provinsi Maluku Utara adalah kangkung, terong, cabai merah, sawi hijau, dan ketimun. Di Kabupaten Halmahera Tengah, komoditas penahan inflasi adalah cabai merah, cabai rawit, terong, kangkung, dan lemon.
“Komoditas utama yang mengalami penurunan harga dan menahan inflasi m-to-m di Provinsi Maluku Utara adalah kangkung. Sedangkan di Kabupaten Halmahera Tengah, penahan inflasi utama adalah cabai merah,” pungkasnya.
Penulis: Caca
Editor: Caca