Membaca Realitas
728×90 Ads

Fenomena Cuaca Ekstrem dan Deforestasi Ancam Maluku Utara

TERNATE (kalesang) – Maluku Utara menghadapi tantangan besar terkait cuaca ekstrem dan deforestasi yang semakin meningkat. 

“Berada di zona Cincin Api Pasifik dan dengan proyeksi suhu udara yang terus meningkat, wilayah ini mencatat frekuensi bencana alam sejak 2018 hingga 2023, khususnya banjir dan cuaca ekstrem,” ungkap Kepala Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara yang diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II, Muhammad Priandi. Selasa (31/12/2024).

Tingginya intensitas hujan dalam beberapa tahun terakhir berdampak signifikan terhadap sektor pertanian. 

“Sejumlah komoditas seperti beras, cabai, bawang merah, dan bawang putih tertunda, yang akhirnya memicu kenaikan harga di pasar,” jelasnya.

Selain itu, deforestasi akibat aktivitas pertambangan menjadi sorotan utama. Data menunjukkan bahwa Maluku Utara kehilangan tutupan pohon seluas 258,9 ribu hektar dalam kurun waktu 2021-2023. Penyebab utama adalah alihnya fungsi lahan dari hutan dan pertanian menjadi kawasan pertambangan dan pemukiman.

Dampak deforestasi ini tidak hanya merusak ekosistem lokal tetapi juga berkontribusi pada peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. 

“Akibatnya, terjadi perubahan iklim, peningkatan suhu udara, kerusakan lingkungan, hingga hilangnya sumber penghidupan masyarakat,” pungkasnya.

Penulis : Caca

728×90 Ads