Membaca Realitas
728×90 Ads

PLN Sukses Dorong Modernisasi Pertanian dengan Program Electrifying Agriculture

TERNATE (kalesang)  – Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) mencatatkan kinerja impresif sepanjang tahun 2024. Program yang dirancang untuk mendukung sektor pertanian, perikanan, perkebunan, hingga peternakan ini telah dimanfaatkan oleh 300.535 pelanggan, meningkat signifikan dari 246.996 pelanggan pada tahun 2023.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa program ini bertujuan untuk mendorong modernisasi agrikultur di Indonesia dengan teknologi berbasis listrik. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani secara signifikan.

“Melalui Electrifying Agriculture, kami menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Teknologi agrikultur berbasis listrik membuat ekosistem pertanian lebih modern dan produktif,” ujar Darmawan.

Sepanjang 2024, total daya tersambung program EA mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA) dengan konsumsi listrik sebesar 6,17 Terawatt Hour (TWh). Hal ini berkontribusi pada pertumbuhan penjualan tenaga listrik sebesar 10,15% dan peningkatan pendapatan 9,35% secara Year on Year (YoY).

Darmawan menambahkan bahwa program ini juga selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat melalui ketahanan pangan dan penciptaan lapangan kerja. “PLN berkomitmen memberikan akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua,” tegasnya.

Efisiensi dan Dampak Positif bagi Petani

Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan (Dansatgas Hanpangan) Kementerian Pertanian RI, Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menyebut bahwa penggunaan pompa air listrik dapat menghemat biaya operasional petani sekaligus meningkatkan efisiensi waktu.

“Dengan pompa listrik, biaya operasional petani jauh lebih hemat dibandingkan pompa berbahan bakar solar. Ini akan berdampak positif pada ketahanan pangan,” kata Ahmad.

Manfaat nyata program ini juga dirasakan Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. Ketua kelompok tani, Gatot (59), mengungkapkan bahwa penggunaan pompa listrik berhasil mengurangi biaya operasional hingga 300%.

“Biasanya kami mengeluarkan Rp1.500.000 untuk pompa diesel, tetapi dengan pompa listrik hanya Rp500.000. Ini sangat membantu meningkatkan produksi pertanian,” jelas Gatot.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, menambahkan bahwa kehadiran listrik dari PLN meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi di daerah tersebut hingga lebih dari 300.

“Ponorogo kini menjadi bagian dari program Panen Raya IP 200, IP 300, dan IP 400. Ini merupakan hasil langsung dari pengairan berbasis listrik yang mendukung kebutuhan petani,” ujar Dydik.

Dengan capaian ini, PLN terus membuktikan komitmennya dalam mendorong transformasi sektor agrikultur di Indonesia melalui energi listrik yang berkelanjutan.

Redaktur : Caca

Reporter : Caca

728×90 Ads