Membaca Realitas
728×90 Ads

Halmahera Telanjang, Bersama Tangisan Ternate

Oleh

Nurdafni K.Hamisi

 

Zaman berlalu begitu gesit dan lihainya

Perubahan datang tanpa mengiba kondisi sekitarnya

Pemuda sosialis menjadi individualis

Dari optimis menjadi apatis dan anti kritik

 

Kita semua menyaksikan segalanya

Segala yang disebut pura-pura

Pura-pura menangis untuk dikasihani

Bahkan menipu diri untuk tertawa agar tak terlihat terbengkalai

Dari sini kita paham, bahwa tak ada jeda air mata untuk membasahi

 

Ku tahu kita tahu

Kita mendengar derita dan jeritan tanpa suara

Di setiap aroma asap di dapur tungku mama-mama Halmahera

 

Bagaimana tidak?

Tanah nenek moyang, yang bernama Halmahera sudah ditelanjangi hutan-hutannya

Oleh mesin raksasa yang tak bisa dihancurkan hanya dengan air mata

Budaya dan adat istiadat leluhur telah diracuni

Dan sekarang, sekarat dan hampir mati!

 

Sio Jou Kolano, Ternatemu telah terluka sampai berdarah

Reklamasi marajalela

Pantaimu tak lagi sebening belasan tahun lalu

Hutanmu tak sehijau tempo dulu

Saloi para mama-mama sudah tak sepenuh dahulu

Sebab cengke pala telah beraroma debu-debu tambang yang berjejeran

 

Perempuan-perempuan negeri timur di pangkuan pertiwi sudah tak aman lagi

Predator selangkangan semakin buas dan berkeliaran

Siapa lagi kalau bukan lelaki tak bermoral,  aparat, penegak instansi dan para jajarannya?

Demi nama baik instansi dan dengan asas kekeluargaan

Perempuan-perempuan negeri timur menjadi korban birahi

 

Demokrasi dibungkam

Mahasiswa diberi sekat untuk bersuara

Corong revolusi sudah tak terdengar lagi di arena perkuliahan

Dengan alasan mengganggu ketertiban?

Lucu sekali, apa kabar keamanan, kondisi fisik, dan jiwa para mereka yang tertindas?

Katanya penganut demokrasi

Tapi, ketika dikritisi, pura-pura tuli dan tak tahu diri

 

Padahal sebenarnya

Atas nama takhta dan kedudukan kalian bersaksi bahwa

Yang tertindas tak boleh bangkit dan bersuara

Demi karir, nama baik pribadi, dan instansi

 

Halmahera dan Kota kecil para Kolano

Harus selalu baik-baik saja

Sejarah, perjuangan, dan segala pertumpahan darah

Tak boleh dikotori dengan kerakusan dan ketamakan

Serta harus selalu menjadi tonggak keemasan

Demi terjaganya peradaban negeri timur di pangkuan pertiwi.

728×90 Ads