Membaca Realitas
728×90 Ads

PT Pertamina Diperkirakan Alami Defisit Sebanyak Rp190,8 Triliun

JAKARTA (Kalesang)– Arus kas PT Pertamina (Persero) diperkirakan akan  defisit mencapai US$12,98 miliar atau setara Rp190,8 triliun pada akhir tahun ini.

“Untuk Pertamina, arus kas defisitnya estimasi mencapai US$12,98 Miliar.”Ungkapnya, saat rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (19/5/2022).

Ia menjelaskan proyeksi ini didapat dari arus kas Pertamina yang sudah defisit US$2,44 miliar atau Rp35,86 triliun per Maret 2022.

Defisit terjadi karena ketika harga minyak mentah dunia naik, Pertamina tidak langsung menaikkan harga BBM di dalam negeri.

Sementara itu, Pertamina saat ini masih menanggung selisih lebar antara harga jual eceran (HJE) dan harga keekonomian BBM.

Di sisi lain, Pertamina juga belum mendapat tambahan suntikan anggaran subsidi dan dana kompensasi dari pemerintah.

Maka tidak heran arus kas operasional Pertamina semenjak Januari constantly negative atau menurun karena Pertamina harus menanggung perbedaan.

“Ini yang menyebabkan kondisi keuangan Pertamina menurun.”Pungkasnya

Hal yang sama juga terjadi pada PT Perusahaan Listrik Nasional (PLN) Persero.  PLN akan defisit Rp71,1 triliun pada akhir tahun ini.

Sebab, PLN juga tidak menaikkan tarif listrik, padahal kenaikan harga komoditas energi berdampak pada perusahaan setrum nasional itu.

Sementara itu, pemerintah tengah meminta restu kepada Banggar DPR untuk menambah anggaran subsidi dan dana kompensasi energi sebanyak Rp275 triliun pada tahun ini.

“Dana ini akan digunakan untuk menutup kebutuhan subsidi energi bagi masyarakat, termasuk dana kompensasi kepada Pertamina dan PLN.”Tutupnya.(M-02)

 

Reporter: Sitti Muthmainnah

728×90 Ads