Membaca Realitas
728×90 Ads

TPID Kota Ternate Turun Pasar Pantau Harga Barang

TERNATE (kalesang) – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate memantau secara langsung stabilitas harga bahan pokok di seputaran Pasar Barito, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara.

Dalam peninjauan itu, Walikota Ternate didampingi kepala perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Disperindag Kota Ternate.

Kepala Dinas Disperindag Kota Ternate, Muchlis Djumadil mengatakan, pemantauan tersebut dalam rangka untuk mengendalikan inflasi. Ia mengemukakan biasanya inflasi itu ada tiga jenis yang disoroti cabai, bawang putih maupun bawang merah.

Namun, Muhlis menyebutkan setelah dilakukan pemantauan memang harganya sedikit turun, misalnya harga cabai yang awalnya Rp70 ribu per kilo kini turun menjadi Rp50 ribu, tetapi ada juga harganya bervariasi.

“Paling tidak dia sudah turun berkisar Rp10 ribu sampai dengan Rp15 ribu, begitu juga dengan bawang merah dan bawang putih itu juga turun.” Ucap Muchlis saat diwawancarai kalesang.id, Rabu (24/8/2022).

Penyebab kenaikan harga beberapa minggu kemarin, kata Muchlis dikarenakan pengiriman pasokan Bapok dari beberapa titik, misalnya di Manado Sulawesi Utara (Sulut), akibat keterlambatan kapal Ferry.

“Akibatnya sampai di Ternate ada yang rusak, rusaknya karena tadi mungkin keterlambatan Ferry, atau mungkin karena lama di Bitung.” Ungkapnya.

Menurutnya, pihak pemerintah dalam hal TPID akan mencoba pasokan khususnya cabai dari pulau Halmahera, dikarenakan di Halmahera lahannya juga cukup luas.

“Kalau bawang putih dan bawang merah memang jelas pasokannya masih dari luar Maluku Utara, dari Surabaya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kota Ternate, Thamrin Marsaoly mengatakan berdasarkan musim yang diprakirakan oleh BMKG  bahwa kini masuk pada musim yang cukup ekstrim.

Sehingga, pihaknya mengimbau kepada masyarakat khususnya para petani bahwa dengan kondisi demikian untuk mendorong tidak terjadinya kelangkaan pangan maka agar bisa menggantikan panganan lokal baik itu ubi dan sagu dan lainnya.

Mantan Kabag Humas Kota Ternate itu juga bilang, bahwa dirinya saat ini sementara menggenjot beberapa kelompok tani yang aktif agar terus melakukan tanaman, yang mana fokusnya di Kecamatan Ternate Barat.

“Untuk mengembangkan paling tidak tomat dan sayuran hijau, karena ini yang bikin kelangkaan inflasi juga termasuk tomat.” Katanya.

Thamrin juga mengaku, saat kurang lebih ada sekitar 10 ribuan pohon yang sudah siap untuk ditanam, bahkan juga ada juga sebagian sudah ditanam dan juga ada beberapa titik yang sudah mulai panen misalnya di Tobololo, Kulaba dan Takome.

“Saya menyadari dengan hasil itu tidak mencukupi, karena di Ternate ini masyarakat yang datang beli bukan cuma 200 san ribu orang, tapi ada juga dari luar otomatis terlalu kecil untuk menjadi pasokan.” Akunya.

Meskipun ketersediaan yang terlalu kecil itu, Thamrin bilang paling tidak pihaknya bisa sedikit menangani unsur ketersediaan bahan pokok di Kota Ternate selain pasokan yang dari luar Kota Ternate.

“Kita sadari itu tidak akan cukup dengan kondisi lahan dan pertanian yang ada di Kota Ternate. Kelompok yang aktif melakukan penanaman ini terdapat sekitar 20 kelompok tani.” Tandas Thamrin. (m-01)

 

 

 

Reporter: Rahmat Akrim

Redaktur: Wawan Kurniawan

300×600
728×90 Ads