TERNATE (kalesang) – Dalam bermusik, biasanya perempuan lebih suka mengambil peran untuk menjadi seorang vokalis atau memainkan gitar.
Jarang ada yang tertantang sebagai pemain drummer. Namun tidak dengan Nisa Assagaf (25), drummer asal Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.
Bahkan genre yang dipilihnya merupakan aliran musik yang awalnya dimainkan oleh pria pada tahun 1940-1950an di Negara Amerika Serikat dengan sebutan Rock N Roll.
Dalam memainkan drum, tentu harus mampu mengatur ritme lagu, tempo lagu dan menambah bit, serta mampu membuat nuansa lagu menjadi indah. Hal itu yang selalu dilakukan oleh Nisa.
Wanita berdarah arab ini memang terlihat sangat kalem, namun jangan salah, saat melihat kepiawaiannya dalam memainkan drum, maka orang akan melongo dibuatnya.
Ketertarikannya bermain drum timbul sejak ia masih duduk di bangku kelas I SMP Alkhairat di Kelurahan Kalumpang, Kecamatan Ternate Tengah.
“Awalnya tidak terpikirkan main drum. Cuma ketika kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ada seorang guru datang mengajarkan kita bermusik. Di situlah saya merasa bahwa main drum kayanya menarik.” Kata Nisa kepada kalesang, Kamis (9/3/2023).
Meskipun begitu, keinginannya untuk menjadi seorang drummer harus tertunda. Karena, guru yang awalnya mengajarkan mereka bermain musik di sekolah, pada saat itu terkesan hilang kabar.
“Guru tersebut tiba-tiba hilang kabar. Terpaksa saya harus menunda atau pendam keinginan bermain drum sampai lulus kuliah baru bisa terealisasi.” Ungkapnya.
Hingga saat ini, Nisa mengatakan, proses belajar bermain drum masih terus ia lakukan di salah satu les drum di Kota Ternate. Selain itu juga, dirinya sering bermain atau join bersama komunitas music di Ternate.
Selain bermain drum, Nisa juga memiliki keahlian dalam bermain gitar maupun keiboard. Namun kata dia, tidak terlalu lihai memainkan dua alat musik tersebut.
“Memang pertama itu teman-teman belum tahu kalau saya main drum. Namun setelah saya memposting aktifitas saya bermain drum di story, saat itulah mereka kaget.” Ucapnya.
Seiring berjalan waktu, pada November 2022 ada sebuah kompetisi drum part III yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia di Taman Benteng Oranje. Dari situ, atas dorongan teman-teman Nisa mulai mengikuti, dan berhasil mendapat peringkat kedua.
Meskipun hobi yang didambakan ini kurang disuport oleh sang ayah, tetapi wanita lulusan Fakultas Teknik Arsitek itu terus menekuni apa yang menjadi keinginannya dalam bermain drum.
“Ayah si kurang suport kalau saya main drum. Sementara kalau ibu itu aman-aman saja, mungkin karena beliau juga suka musik.” Tutur anak keempat dari lima bersaudara itu.
Tentu, dalam bermusik selalu ada tokoh yang sering dijadikan sebagai panutan atau inspirasi. Mulai dari tingkat Internasional hingga lokal.
“Kalau di luar negeri saya terinspirasi dengan sosok Cobus, Luke Holland dan Kristina. Sementara dalam negeri itu Gilang NR dan Ray Prasetya. Kalau di Ternate itu Coach Dana.” Ungkapnya.
Saat ini, Nisa menuturkan, ia belum tergabung dalam sebuah band, karena untuk iringi full band ia merasa kesusahan. Namun tidak menutup kemungkinan, ada keinginan untuk masuk dalam sebuah grup.
“Sekarang masih solo, dan masih belajar iringi ful band, karena saya rasa susah. Saya pernah coba tapi memang susah. Jadi kemarin ada beberapa ivent yang mereka minta saya isi solo.” Ujarnya.
Alumni Unsrat Manado itu menuturkan, sejauh ini ia banyak mengiringi lagu genre rock luar negeri ketimbang dalam negeri, karena mungkin sudah terbiasa dari sejak awal berlatih.
“Kemarin saya pernah manggung di kegiatan Sail Tidore. Jadi kalau ada yang panggil untuk solo ya sudah saya mainkan.” Ucap alumni SMA N 1 Ternate itu.
Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang arsitektur, Nisa masih meluangkan waktunya untuk terus berlatih. Biasanya dalam sebulan dilakukan delapan kali latihan.
“Keinginan ke depan itu mau coba untuk masuk band, agar bisa manggung ful band daripada solo. Makanya saya masih terus belajar.” Ujarnya senyum.
Meskipun sering mendapat pujian dari semua teman-teman karena bermain drum, tapi menurut Nisa sebenarnya ia merasa malu, karena ia merupakan anak belakang panggung.
“Jadi setiap kali Komunitas Musik Corner membuat event, saya, Babang Eros dan Anas yang dipercayakan mendesain venue dalam bentuk 3D. Jadi saya itu anak belakang panggung.” Sebutnya sembari tertawa.
Wanita asal Kelurahan Takoma itu berharap, semoga komunitas musik yang ada di Kota Ternate tetap terus berkembang dalam melahirkan karya-karya terbaru.
“Semoga komunitas musik di Kota Ternate terus berkembang, sehingga ke depannya bisa membawa nama Ternate di kanca nasional maupun Internasiaol.” Harapnya.(tr-01)
Reporter: Juanda Umaternate
Redaktur: Junaidi Drakel