Membaca Realitas
728×90 Ads

Diduga Dipukul Guru Siswa SMP Negeri 6 Ternate Masuk RS

Kejadian Sudah Dilaporkan ke Polres Ternate

TERNATE (kalesang)- Siswa SMP Negeri 6 Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara inisal S diduga dianiaya gurunya dengan inisial H hingga masuk rumah sakit (RS).

Dengan kejadian tersebut mengakibatkan siswa kelas IIX itu mengalami sakit pada telinga dan kepala hingga dirawat inap ke Rumah Sakit (RS) Tentara, Kota Ternate.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kalesang.id melalui orang tua S, kasus dugaan kekerasan tersebut terjadi pada Sabtu (15/7/2023) pukul 07.00 WIT.

Ia bercerita, kejadian itu berawal dari anaknya membela sepupunya yang merupakan siswa baru di SMP Negeri 6 karena diejek oleh temannya.

“Berawal dari anak saya membela saudaranya yang mendapat ejekan soal agama dari temannya, kebetulan sepupunya itu bukan muslim.” Jelas orang tua S, Susan Tomagola, Jumat (28/7/2023).

“Ketika anak saya coba untuk menghentikan ejekan itu, anak yang mengejek ini malah membentak anak saya lalu menjambak rambut dan membanting anak saya. Nah disitulah terjadi saling pukul.” Tambahnya.

Lanjutnya, setelah perkelahian itu dilerai oleh siswa kelas IX, Susan bilang berselang 10 menit anaknya dipanggil oleh salah seorang guru perempuan ke ruang kepala sekolah, tepatnya di ruang tamu.

Tak lama kemudian, guru pria  berinisal H datang dan secara langsung meremas mulut anaknya lalu menampar.

“Dia itu guru laki-laki, saya tidak tahu tamparannya kuat atau tidak tapi dengan fisik anak saya yang seperti itu. Anak saya dirumah sakit saat ini.” Tuturnya.

Lanjutnya, ia menilai penyelesaian masalah yang dilakukan oleh SMP Negeri 6 tidak adil, sebab pihak sekolah tidak melakukan pemanggilan terhadap dirinya sebagai orang tua, hanya orang tua siswa baru yang dipanggil.

“Mereka panggil ke ruang kesiswaan, ternyata sudah ada orang tua dari anak baru itu, mereka sempat menanyakan saya, dan anak saya pun meminta izin menelepon saya tetapi dicegat oleh para guru.”Katanya.

“Ada kecaman juga dari salah seorang guru yang merupakan nenek dari siswa baru itu, katanya tidak mau lagi melihat anak saya datang ke sekolah.” Lanjutnya.

Merasa tak puas, Susan pun mendatangi sekolah pada Senin (17/7) yang didampingi oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) perlindungan anak untuk memastikan kejadian itu.

“Saya bertemu kepala sekolah bersama ibu Marlitha Puasa (LSM), namun katanya kepala sekolah juga baru tau kejadian ini. Hasilnya, kepala sekolah membuat kebijakan kalau akan ada guru yang datang ke rumah untuk melihat kondisi anak saya, tapi ternyata tidak ada yang datang sampai hari Jumat ini.” Tuturnya.

Merasa sakit hati dengan tindakan sekolah, Jumat (21/7/2023) pukul 16.00 WIT, Susan membuat laporan ke Polres Ternate dengan permintaan penyelesaian secara damai dan meminta uang perawatan.

“Setelah lapor, kemungkinan polisi sudah datang ke sekolah, tepat pukul 13.00 WIT hari Sabtu lalu, para guru datang, tetapi saya katakan simpan saja jawabannya nanti dijelaskan di Polres.” Ungkapnya.

Tetapi, sampai saat ini pihak sekolah tidak memberikan penjelasan terkait hasil mediasi bersama di Polres untuk membawa check up anaknya.

“Sampai sekarang tidak ada informasi lanjutan, sampai anak saya sakit dan dirawat di RS, setelah di RS juga mereka datang tetapi tindakan dan sikap mereka saat itu buat saya tambah sakit hati, tidak ada itikad baik dari mereka.”Ketusnya.

Geram dengan perlakuan para guru itu, Susan menegaskan akan mengusut tuntas kekerasan yang dialami oleh anaknya dan meminta agar guru tersebut dipecat.

“Itu adalah masalah antar siswa yang bisa diselesaikan dengan baik, kami ini orang susah tidak punya apa-apa, tapi kami manusia bukan binatang. Awalnya saya mau jalur damai tapi sekarang tidak lagi.” Tegasnya.

Reporter: Sitti Muthmainnah
Redaktur: Wawan Kurniawan

728×90 Ads