Ketika Danlanal Ternate Sekaligus Putra Asal Halmahera Tengah Bicara Tentang Bokimaruru
Ridwan: Ada Adat Istiadat yang Harus Dijaga Bersama
TERNATE (kalesang) – Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Ternate, Kolonel Marinir Ridwan Aziz angkat bicara terkait perubahan warna air pada sungai Bokimaruru, Desa Sagea, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara.
Ridwan mengatakan, dampak pencemaran sungai Bokimaruru lantaran budaya leluhur di lokasi tersebut sudah diasingkan.
“Jadi lokasi itu dulunya bisa dibilang area spiritual, ada tata krama hingga adat istiadat yang harus dijaga secara bersama.” Kata Ridwan, Kamis (7/9/2023).
Putra asli Kabupaten Halmahera Tengah itu menyebut, dengan adanya perubahan kondisi sungai saat ini banyak pandangan orang melihat dari sisi alam secara fisik.
Baca Juga: Desak Cabut Izin Tambang, Aliansi Masyarakat Buli Peduli Wato-wato Demo
Tetapi, lanjutnya, itu adalah kerusakan secara spiritual, karena lokasi itu dulunya tempat sakral dan terlarang, sehingga ketika terjadi kenodaan akibat banyak yang sudah mengotori lingkungan tersebut
“Akhirnya para penghuni yang ada di situ marah dan lokasi tersebut bisa terjadi seperti sekarang. Itu kacamata saya yang saya lihat, dan saya juga langsung turun ke lokasi.” Ungkapnya.
Kondisi itu, kata Ridwan, bisa dibilang sudah tidak bisa menjaga amanah-amanah para leluhur, bahkan dilupakan. Seperti halnya jika ada wisatawan yang berkunjung, tentu ada batasan lokasi mana yang dilarang untuk tidak masuk.
“Ada larangan yang harus ditaati bagi wisatawan yang masuk. Tetapi kalau masuk lalu buang hajat sembarangan, yang jelas itu pasti melanggar nilai-nilai yang sudah ditanamkan para leluhur.” Ucap Ridwan.
Baca Juga: Derita Masyarakat Di Lingkar Tambang, Desa Sagea dan Boki Maruru Mitos Yang Terlupakan
Tentu, Ridwan menambahkan, hal seperti ini harus dijaga bersama, karena adat atau tradisi itu penting untuk terus dilestarikan. Bahkan, ia juga sudah turun ke lokasi dan mencari tahu masalahnya seperti apa, dan sudah berkoordinasi masyarakat setempat.
“Saya juga berusaha untuk mencari tahu titik masalah hingga mengambil kesimpulan, dan saat ini juga kita bersama pemerintah daerah bersama-sama mencari solusi atas kerusakan sungai Bokimaruru ini.” Tandasnya.(tr-01)
Reporter: Juanda Umaternate
Redaktur: Junaidi Drakel