Membaca Realitas
728×90 Ads

GAMHAS Demo Masalah Air Bersih di Ternate

TERNATE (kalesang) – Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (GAMHAS) menggelar unjuk rasa di depan Kantor Walikota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Mereka menuntut masalah penanganan air bersih di beberapa kelurahan di Kota Ternate.

Komite GAMHAS Fahril Fokatea menyampaikan, dari data yang mereka temukan, terdapat beberapa kelurahan di Kota Ternate yang masih saja terdampak atau mengalami kesulitan air bersih.

Fahril lantas menyebutkan beberapa kelurahan yang kesulitan mendapatkan air bersih yaitu Foramadiahi di RT 01, RT 09, Kelurahan Sasa RT 01, Kelurahan Kalumata RT 014, Kelurahan Tubo RT 07, RT 08.

Adapun di Kelurahan Sasa RT 01 dan Kelurahan Tubo RT 08 sulit mendapatkan air bersih dikarenakan tidak adanya jalur pipa pendistribusian air bersih. Karena kesulitan, masyarakat sering bergantung pada air hujan atau membeli air bersih.

“Mereka terpaksa bergantung pada air hujan dan beli air yang harganya mencapai Rp75 ribu per profil. Itu pun hanya bertahan 3 sampai 7 hari.” Aku Fahril kepada wartawan Kamis (5/9/2024) siang WIT.

Di Foramadiahi sendiri khususnya RT 01-09, Fahril menyebutkan sudah memiliki jalur pipa. Akan tetapi ketidakmampuan sistem distribusi mengalami gangguan sejak sebulan terkahir. Meski ada kendala pasokan air bersih, warga sekitar tetap dikenakan biaya bulanan sebesar Rp30 ribu.

“Sebagian dari mereka juga mengandalkan mata air yang jaraknya sekitar 100 meter dari tempat tinggal mereka.” Ungkap Fahril.

Sementara masalah di Kelurahan Kalumata tepatnya RT 14 pendistribusian air bersih belum benar-benar konsisten. Ini terlihat dari air bersih yang mengalir hanya dua jam dalam 24 jam. Adapun di Soa RT 06 air bersih seringkali terdistribusi hanya dua sampai empat hari dalam seminggu.

Fahril menilai, masalah air bersih yang sering menjadi persoalan dasar warga Kota Ternate merupakan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani masalah tersebut. Lebih dari itu, GAMHAS menuduh pemerintah dan Perumda Ake Gaale Ternate membiarkan warganya hidup dalam tekanan ekonomi akibat krisis air bersih yang berkepanjangan.

“GAMHAS menuntut pertanggungjawaban dari pihak-pihak terkait sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Pelayanan Air Minum.” Tegas Fahril.

Terpisah, Walikota Ternate M Tauhid Soleman mengaku akan memberi tekanan kepada Perumda Ake Gaale Ternate untuk sesegera mungkin menindaklanjuti apa yang menjadi tuntutan GAMHAS.

“Saya sudah dorong melalui rapat luar biasa PAM Ake Gaale untuk mengatasi sejumlah tempat yang airnya belum mengalir. Misalnya, di Tubo itu kendala pipa dan sementara lagi kerja.” Kata Tauhid.

Eks Sekda Kota Ternate itu menyebutkan, proses pendistribusian air bersih di setiap kelurahan di Kota Ternate membutuhkan waktu. Sebab, ada rekayasa pipa yang dibuat Perumda Ake Gaale Ternate untuk menghindari masalah baru.

“Kami juga tidak mau pelayanan air itu mati. Harus jalan 1×24 jam. Karena itu kebutuhan dasar. Untuk Kalumata, bisanya karena level air di Ngade turun. Akibatnya, ganggu air bisa berdampak pada kelurahan sekitar.” Jelas Tauhid.

Ia pun mengatakan aspirasi dari GAMHAS mengungkapkan kenyataan yang ada terutama persoalan air bersih, ia pun mengaku akan secepatnya diatasi sehingga pelayanan air bersih tidak lagi dikeluhkan.

“Saya minta aspirasi ini harus segera diselesaikan. Jadi, kalau pipa sudah ada, kemudian air belum jalan, ya segera akan dialirkan.” Pungkasnya.

Reporter: Rahmat 

Editor: Redaksi

728×90 Ads