TERNATE (kalesang) – Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara mengadakan agenda rutin media briefing “Torang Pe APBN” edisi Januari 2025 di Aula Gamalama Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara, Jumat (24/1/2025).
Acara ini dihadiri oleh seluruh perwakilan instansi vertikal Kementerian Keuangan di Provinsi Maluku Utara.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, Tunas Agung Jiwa Brata, dalam pemaparannya menjelaskan kondisi perekonomian Indonesia dan kinerja APBN hingga Desember 2024. Sepanjang 2024, sejumlah isu global menjadi perhatian, seperti pergantian pemerintahan di Amerika Serikat yang memicu penguatan dolar AS dan capital outflow di Emerging Market (EM), serta paket stimulus moneter dan fiskal dari Tiongkok yang berpotensi mempengaruhi perekonomian global.
Di dalam negeri, berbagai indikator ekonomi menunjukkan tren positif, seperti inflasi, penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, perbaikan rasio gini, dan penurunan tingkat pengangguran.
Perkembangan Ekonomi Maluku Utara
Di tingkat daerah, Tunas Agung mengungkapkan bahwa laju inflasi di Maluku Utara semakin terkendali, meskipun potensi lonjakan harga bahan pokok masih perlu diwaspadai.
Inflasi Desember 2024 tercatat sebesar 1,50 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi nasional.
“Maluku Utara berada di urutan ke-7 tingkat inflasi tertinggi di kawasan Sulampua. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar, dengan kenaikan harga bawang merah dan barang kebutuhan pokok lainnya,” Jelas Tunas Agung.
Di sisi lain, penyesuaian harga tiket selama momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) sesuai arahan Presiden RI berhasil mencegah kenaikan tarif angkutan udara yang signifikan.
Neraca Perdagangan dan Komoditas Utama
Tunas Agung mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Maluku Utara pada Desember 2024 mengalami surplus sebesar USD 723,32 juta. Ekspor tercatat sebesar USD 1.102,66 juta, sementara impor sebesar USD 379,34 juta. Negara tujuan ekspor terbesar adalah China, Belanda, dan Vietnam, sedangkan impor didominasi dari China, Filipina, dan Arab Saudi.
Ferro Nickel menjadi komoditas ekspor utama, menyumbang hingga 60 persen dari total devisa ekspor.
Tak hingga itu, pada Desember 2024, NTP gabungan Maluku Utara mencapai 103,12, turun 0,11 persen secara bulanan (mtm). Penurunan ini disebabkan oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat. NTP dan NTN masing-masing tercatat sebesar 103,17 dan 102,39.
Kinerja Fiskal APBN Regional Maluku Utara
Dari sisi fiskal, APBN regional Maluku Utara menunjukkan kinerja positif. Realisasi pendapatan APBN mencapai Rp7.059,24 miliar atau 105,20 persen dari pagu, tumbuh 38,40 persen secara tahunan (yoy). Peningkatan signifikan terjadi pada penerimaan PPh Non-Migas, yang mencapai Rp1.511,55 miliar atau tumbuh 53,49 persen (yoy).
Di sisi belanja, realisasi mencapai 96,62 persen dari pagu Rp19.288,87 miliar, namun turun 4,83 persen secara tahunan (yoy), sehingga tercatat defisit sebesar Rp11.576,81 miliar.
Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) sebesar 98,24 persen dari total pagu, namun terdapat kendala pada penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahap III di beberapa pemerintah daerah
Penyelesaian rekonsiliasi penyetoran pajak pusat atas belanja daerah semester II tahun 2024 juga menjadi fokus, dengan batas waktu penyampaian Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ke Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) paling lambat 31 Januari 2025 sesuai PMK 67 Tahun 2024.
“Acara ini menekankan pentingnya sinergi antar instansi dan pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pemulihan di Maluku Utara,” tandasnya.