Kalesang – Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi dengan total 21 kali letusan yang terjadi sejak Senin dini hari, 28 April 2025.
Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Ibu, letusan tercatat berlangsung antara pukul 00.00 hingga 06.00 WIT. Gempa letusan memiliki amplitudo antara 11 hingga 28 mm dengan durasi 29 hingga 83 detik. Salah satu letusan terbesar terjadi pada pukul 10.29 WIT, ketika gunung memuntahkan kolom abu setinggi 500 meter di atas puncak, mengarah ke timur laut.
Status Siaga Level III
Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status Gunung Ibu pada Level III (Siaga) sejak awal tahun ini. Masyarakat di sekitar gunung diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari kawah aktif, serta 5 kilometer di sektor utara kawah.
Dalam keterangannya, BMKG juga memberikan peringatan khusus terkait kondisi cuaca di sekitar kawasan gunung.
“Mengingat kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada 28 hingga 29 April, warga di sekitar Gunung Ibu diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat yang dapat memperparah risiko lahar hujan,” ujar BMKG dalam siaran persnya, Senin (28/4/2025).
Aktivitas Gunung Paling Aktif di Indonesia
Sepanjang tahun 2025, Gunung Ibu tercatat telah mengalami sebanyak 1.255 kali erupsi, menjadikannya salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Kondisi ini mengharuskan pengawasan ketat dan kesiapsiagaan dari warga dan aparat di sekitar kawasan.
PVMBG terus memonitor perkembangan aktivitas vulkanik dan meminta masyarakat untuk mengikuti informasi resmi dari instansi terkait guna menghindari hoaks atau informasi tidak akurat.
Peringatan Resmi
BMKG dan PVMBG mengingatkan warga untuk:
- Tidak melakukan aktivitas dalam zona bahaya.
- Menyiapkan masker untuk mengantisipasi paparan abu vulkanik.
- Memperhatikan prakiraan cuaca harian yang dirilis BMKG.
Pemerintah daerah setempat juga telah mengaktifkan posko darurat untuk menghadapi kemungkinan dampak lebih besar dari aktivitas erupsi ini.
Reporter: Djuanda Umaternate
Editor : Wendi Wambes