Membaca Realitas

Nandi Naser, Satu-satunya Wasit Tinju Asal Ternate Berlinsensi AIBA

TERNATE (kalesang) – Nandi Naser, adalah salah satu aset Kota Ternate dalam cabang olahraga tinju. Kenapa tidak, meski  bukan berasal dari atlit tinju, namun pria ini adalah satu-satunya wasit tinju asal Ternate yang mengantongi lisensi dari Association Internationale de Boxe Amateur (AIBA) atau badan tinju yang menaungi tinju amatir sedunia.

Kepada kalesang.id,  Nandi mengisahkan bagaimana hingga dirinya mampu memegang lisensi AIBA, berawal tahun 2017 silam saat Nandi mengambil lisensi untuk wasit nasional di Semarang.

Nah, dari situlah karir Nandi mulai benderang. Usai mengantongi lisensi wasit nasional, ia dipercayakan untuk memimpin beberapa pertandingan bergengsi di kancah tinju nasional salah satunya di ajang Pekan Olaharaga Nasional (PON).

Bukan itu saja, ada beberapa kejuaraan nasional tinju yang telah dijajalnya sebagai wasit dan hakim. Hal ini yang membuat Pengurus Besar (PB) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) melirik sepak terjangnya sebagai wasit.

“Pernah memimpin sebagai wasit dan bertugas sebagai hakim di berbagai iven nasional. kriteria-kriteria itu yang menjadi pertimbangan PB Pertina.”Ujarnya bersemangat.

Untuk memiliki lisensi AIBA, ia minimal harus memiliki pengalaman sebagai wasit dan hakim nasional selama dua tahun.

Namun karena prestasinya tahun 2018, PB Pertina memberikan lampu hijau bagi dirinya untuk ikut ujian mendapatkan lisensi AIBA yang dilangsungkan di Provinsi Lampung.

Demi mendapatkan lisensi AIBA, dirinya harus bersaing dengan empat kandidat lain dari Maluku Utara, padahal panitia meminta tiap provinsi hanya mengirimkan satu kandidat saja.

“Alhamdulillah ketika diumumkan nama saya yang keluar.” Ucap Nandi tersenyum.

Kata Nandi, lisesensi AIBA yang dikantonginya masih klasifikasi One Star atau AIBA Bintang Satu, dimana lisensi AIBA tertinggi adalah bintang empat, namun hal itu cukup membuatnya bangga karena menurutnya tak mudah untuk mencapai tingkat itu.

Mencurahkan pengetahuan dan passion-nya dalam dunia tinju, pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Ternate itu, mengelola sasana tinju ABG Boxing Camp di Lingkungan Tabanga, Kelurahan Sulamadaha, Kecamatan Ternate Barat, Kota Ternate.

“Sasana itu saya bangun tahun 1998, rata-rata putra Ternate latihan disitu.” Ungkapnya.

Nandi juga pernah menjabat sebagai wakil ketua Pertina Kota Ternate dibawah kepimpinan Nuryadin Rahman saat itu.

Nandi berujar, ada beberapa pengalaman berkesan selama menjadi wasit, salah satunya adalah ketika memimpin pertandingan di Kejurnas Tinju Amatir Elite di Bangka Belitung 2017 silam, saat petinju asal NTB, Saputra Samada berhasil memukul KO lawannya dari Medan, Sumatra Utara hanya dalam hitungan detik.

“Waktu itu lawannya dari Medan. Begitu saya periksa satu persatu kemudian memulai aba-aba dan hitungan dimulai, dia langsung pukul dengan pukulan hook jumping, lawannya tidak bangun, langsung saya panggil dokter.” Katanya mengenang.

Kemudian, pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua 2021 dirinya juga memimpin raja KO asal Bali, Cornelis Kwangu yang bertemu dengan petinju asal Riau.

“Ronde pertama masih biasa, ronde kedua petinju asal Bali pukul. Saya hentikan, kemudian hitung, dan masih dilanjutkan, setelah berapa saat, stop tidak mampu, jatuh.”Ceritanya.

Nandi mengaku menjadi seorang wasit memiliki beban moril yang sangat besar. Karena saat wasit berkeputusan secara psikologis akan menjadi beban teman-teman pelatih, kadang saat ambil keputusan ada pelatih yang terima ada juga yang tidak.

Saat ini tambah Nandi, belum ada perhatian penuh untuk olahraga tinju di Maluku Utara, padahal olahraga tinju harus menjadi olahraga unggulan. Karena setelah PON 2016 silam mendapatkan emas dan PON 2017 perunggu, PON 2021 di Papua trend medali itu juga masih ada.

“Harusnya dana pembinaan diperjelas, agar ada target cabang olahraga tertentu yang menjadi sasaran, menjadi prioritas dalam pembinaan atlet.”Harap Nandi. (m-01)

 

 

Reporter: Rahmat Akrim

Redaktur: Wawan Kurniawan