Membaca Realitas

Cerita Fotografer Keliling di Ternate yang Patok Harga Rp2.500

TERNATE (kalesang) – Profesi sebagai fotografer keliling memang tak banyak ditemui di Kota Ternate. meskipun memiliki peralatan dan kemampuan fotografi yang mumpuni bukan jaminan untuk bisa menjadi fotografer keliling yang baik dan memiliki banyak pelanggan.

Hal ini dibutikan Wahda Nur Alting yang memilih berprofesi sebagai fotografer keliling di Kota Ternate. Dan, begitu ia biasa disapa, kepada kelesang mengisahkan. Sebenarnya keinginan untuk menjadi fotografer sudah sejak lama ia inginkan.

Namun keinginan ini baru terwujud 2016 silam saat dirinya baru pulang usai melancong ke Candi Borobudur, Jawa Tengah dan Jokjakarta. Di sana Danu bertemu banyak fotografer keliling yang menawarkan jasa ke pengunjung candi. Hal ini menjadi inspirasi baginya untuk membuka usaha serupa di Ternate.

Sebenarnya kata Danu, sudah ada beberapa orang yang menjalakan profesi fotografer keliling di Ternate, namun kini sudah tidak lagi. Danu mengaku hanya meneruskan profesi tersebut dari para seniornya.

Meniti usaha sebagai fotografer keliling tak mudah bagi  Danu, ia harus meminjam kamera milik saudaranya. dari hasil yang dia peroleh, Danu kemudian menyisihkan sebagian keuntungannya untuk membeli kamera profesional.

Ia memulai aktivitas disore hari pukul 16:00 WIT saat cahaya matahari mulai tak terlalu kuat, dan banyak warga yang menghabiskan waktu untuk bersantai. saat ini ia memilih untuk ‘berkantor’ di taman Landmark tepat di depan Kantor Walikota Ternate. Kebetulan lokasi tersebut menjadi salah satu destinasi warga Ternate untuk bersantai menghabiskan waktu.

Saat ini kata Danu, orang lebih suka pada sesuatu yang instant. Kebanyakan para pelanggannya hanya ingin fotonya diposting di media sosial. Hal ini menjadi sebuah peluang usaha baginya.

“Saya hanya mengikuti Lifestyle saat ini, jika kita pintar melihat peluang kita akan mendapat penghasilan dari hal tersebut.”Ungkapnya pada kalesang.id. Rabu (14/12/2022).

Awalnya ia mematok sebuah foto seharga Rp25 ribu, sekaligus dengan cetakan. Namun kini, pelangganya tak mau lagi foto dalam bentuk hasil cetakan. Mereka hanya ingin foto indah yang kemudian dikirim langsung ke HP untuk diposting ke Media Sosial. Makanya Danu menyesuaikan harga foto hanya Rp2.500 per foto, karena tak perlu lagi dicetak.

Memiliki bakat sebagai fotografer ditambah pengalaman memotret yang sudah cukup banyak, membuat hasil fotonya banyak diminati warga. Bahkan ia kini telah memiliki pelanggan tetap.

“Saya cukup menikmati pekerjaan ini. Lebih mudah bagi saya karena tidak harus terikat dengan instansi atau apapun. Namun, dalam sehari saya bisa dapat keuntungan yang lebih dari cukup. Untuk saat ini jangan berharap jadi pegawai negeri dan lain sebagainya. Kita sendiri harus lebih kreatif.” Pungkasnya. (tr-04)

 

 

Reporter: Siti Halima Duwila
Redaktur: Wawan Kurniawan