Lia Djalaludin, Perempuan 23 Tahun Bangun Usaha di Kota Ternate
Lia: Saya Harap Pemerintah Dukung Usaha Anak Muda
TERNATE (Kalesang) – Lia Djalaludin, salah satu anak muda di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut), yang berani membuka usaha minuman jenis Boba.
Sebelumnya, Lia ingin sekali kembangkan bakat desain videografi. Hanya karena terkendala dengan Covid-19, keinginan itu akhirnya tertunda.
Sehingga, perempuan kelahiran 18 Juli 2000 itu mencari pengalaman dengan bekerja di PT. Sampoerna, di perusahaan itu Lia dikontrak selama 2 tahun dan ditempatkan di KOL/Brand Ambassador.
Dari perusahaan itu, Lia diberi kesempatan untuk ikut kursus di Gudskul. Di situ dia belajar banyak hal. Termasuk berani membuat event musik di Kota Ternate.
Lia mempunyai keinginan besar untuk mengangkat budaya lokal yang ada di Maluku Utara. Dengan keinginan besar membuat Kota Rempah ini menjadi terkenal dengan cerita-cerita yang dikemas dengan bentuk video. Namun semua terhalang sejak adanya Covid-19.
Baca Juga: Bermula Menjual Reseller Brand Skincare, Kini Chenk Ayu Punya Brand Sendiri di Kota Ternate
“Dari sinilah saya mulai berdiskusi bersama teman. Jalan satu-satunya untuk mepertahankan karya, saya harus ada benteng pertahanan dengan membangun usaha.” Kata Lia saat ditemui kalesang.id, Senin (02/01/2022).

Walaupun tidak ada modal dan hanya ada lahan, Lia nekat membangun sebuah kedai dengan cara mengumpulkan kayu bekas untuk dibuat kursi, meja dan kebutuhan kedai lainnya bersama temannya.
Keduai itu, lanjutnya, tepatnya di Jln. Raya Jati Perumnas depan masjid Al-Quds. Lia mendirikan kedai Boba yang saat ini sudah berjalan dua tahun.
“Selain kedai yang ada di Perumnas, ada juga jualan Boba yang menggunakan kendaraan motor roda tiga yang diberi nama PergiBoba Berjalan. Bikin usaha Boba karena saya sangat suka Boba dan yang special dari Boba adalah prosesnya. Karena belajar dari Boba adalah kesabaran dan keuletan. Jadi, Boba dan videografer adalah tantangan bagi saya.” Ucapnya.
Baca Juga: Cerita Fahreza Membangun Kedai Coffe Sua
Untuk PergiBoba Berjalan ini, lanjutnya, di desain agar terlihat simple. Tapi tetap terlihat kreatif dan tidak terlihat kumuh. Ini juga salah satu bentuk untuk memperlihatkan kalau Ternate juga bisa tampil dengan hal baru yang unik dan kreatif.
“Alhamdulillah usaha yang menggunakan kendaraan roda tiga itu sudah berjalan dua bulan.” Ujarnya.
Tentu, kata Lia, tidak mudah ketika membangun sebuah usaha di tengah-tengah pandemi. Namun, dengan basic sebagai videografer, ia kemudian memanfaatkan media sosial untuk menjadikan strategi marketing dalam penjualan.
“Jadi waktu itu kita lebih fokus penjualan ke sosial media, dengan membuat konten-konten kreatif.” Bebernya.
Selain dari memanfaatkan media sosial, Lia juga mengajarkan kepada karyawan-karyawan yang saat ini berjumlah 7 orang, agar bagaimana menjaga pelanggan tetap datang di kedainya. Karena baginya, orang-orang datang ke kedai tidak hanya mencari Boba, tetapi juga bisa sharing pengalaman.

“Jadi interaksi sesama customer adalah hal terpenting, hal ini saya lakukan untuk menjaga kenyamanan pelanggan. Begitulah cara saya agar customer tetap nyaman dan terus belanja di kedai saya.” Terangnya.
Untuk saat ini, sambung Lia, pendapatan tiap penjualan lebih dari cukup untuk membantu karyawan. Ia juga berharap ke depannya usaha yang dibangun ini bisa membantu atau membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal untuk mendapatkan pekerjaan.
“Kepada anak muda, saat ini kita berada di provinsi yang bahagia dan terkaya akan sumber daya alam, jika ada peluang dan kesempatan harus dicoba. Kita tidak tahu rezeki akan datang dari mana. Jika ada kesempatan jangan tunggu, mencoba adalah hal yang paling penting.” Ucapnya.
“Saya berharap pemerintah juga harus mendukung usaha anak muda, karena ketika berjualan menggunakan kendaraan sering kena teguran dan penertiban. Untuk menjaga hal itu, saya mendesain motor roda tiga PergiBoba ini kreatif dan simple dan bersih. Jadi kalau dikemas dengan kreatif begini saya harap pemerintah mendukung usaha anak muda.” Harapnya.(tr-04)
Reporter: Siti Halima Duwila
Redaktur: Junaidi Drakel