Membaca Realitas

Dipaksa Kerja Kantoran, Wahyudi Pilih Usaha Kedai Kopi di Kota Ternate

Anak Muda Harus Semangat, Percaya Diri dan Berani

TERNATE (Kalesang) – Deepa Coffe, salah satu kedai yang paling diminati anak muda Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Deepa Coffe ini, pertama kali dibuka pada 22 November 2018. Sekarang sudah ada dua cabang di Kota Ternate, tepatnya di Kelurahan Santiong dan Kelurahan Tanah Raja.

Owner Deepa Coffe, M. Wahyudi Putra menceritakan, sejak lulus SMA di tahun 2010, ia memilih kuliah di Universitas Brawijaya Malang dan mengambil jurusan Informatika dan Teknologi.

Semasa kuliah, lanjut lelaki 30 tahun itu, beberapa temannya sudah mulai bangun usaha kedai kopi. Dari situ, dia punya keinginan untuk bisnis.

“Karena ada keinginan membuka usaha dan memiliki alat kopi, waktu kuliah saya sudah bekerja agar bisa menabung.” Katanya saat ditemui kalesang.id, Rabu (4/1/2023).

Dari hasil kerja di travel dan karyawan kedai yang khusus minuman coklat, Wahyudi menyampaiakan, dia mulai membeli alat kopi satu-persatu.

Setelah selesai kuliah, Wahyudi langsung kembali ke Ternate. Ia mengikuti keinginan orang tua dengan memasukkan lamaran di perkantoran.

Baca Juga: Tukang Ojek Liar Sesaki Badan Jalan Depan Pasar Higienis Gamalama

“Orang tua sangat ingin saya kerja di perkantoran. Memang itu sangat bertolak dengan saya. Tapi saya ikuti kemauan mereka.” Bebernya.

Jadi, kata Wahyudi, beberapa tempat yang ia masukkan lamaran itu tinggal menunggu panggilan untuk dilakukan wawancara.

“Di saat menunggu diwawancarai, saya beranikan diri buka kedai di teras rumah saya di  Kelurahan Makassar Barat.” Ucapnya.

Wahyudi bersama sejumlah karyawan Deepa Coffe

Pertama kali buka kedai kopi, Wahyudi menyampaikan, pengalaman yang dimiliki dalam usaha terbilang masih cukup minim.

“Awalnya itu segala sesuatu saya lakukan sendiri. Mulai dari mengurus ruangan, hingga belanja semua kebutuhan. Itu berjalan selama enam bulan.” Terangnya.

Baca Juga: Lia Djalaludin, Perempuan 23 Tahun Bangun Usaha di Kota Ternate

Wahyudi mengaku tidak tahu apa yang dibutuhkan konsumen di Ternate. Hanya karena memiliki keinginan yang tinggi, dia beranikan diri untuk melakukan.

“Nanti setelah kedai sudah mulai buka baru saya tahu. Dari situ saya belajar banyak hal.” Katanya.

Tentu, lanjutnya, dalam usaha kedai ini kebanyakan dia belajar secara otodidak. Mulai dari cara strategi pemasaran, kelola jadwal karyawan agar tidak bertabrakan, hingga menghitung stok bahan agar tidak cepat habis sebelum waktunya.

Untuk menjaga agar kedai tetap bertahan, Wahyudi punya strategi dalam pemasaran, yaitu secara online dengan memanfatkan media sosial, yakni Instagram @Deepa Coffe, Facebook, Twitter, Google maps, TikTok dan melakukan pendekatan secara langsung ketika ada customer datang.

“Untuk pemasaran secara online kami andalkan Google Maps. Karena ini sangat efektif ketika orang-orang baru yang mencari tempat terdekat.” Bebernya.

Baca Juga: Cerita Fahreza Membangun Kedai Coffe Sua

Selain penjualan online, wahyudi berusaha agar customer yang datang di kedai tetap rasa nyaman. Hal yang dilakukan adalah mendesign kedai agar terlihat menarik dan produk yang ditawarkan tidak kecewakan pelanggan.

“Bagi saya mempertahankan produk adalah mempertahankan customer. Saat ini saya mempunyai 16 karyawan. Dari jumlah itu ada 2 orang menjadi conten creator.” Katanya.

Tentu, Wahyudi mengungkapkan, nama yang diambil untuk dipakai di kedai kopi memiliki arti. Tidak serta-merta.

“Nama Deepa diambil dari bahasa sansakerta, yang artinya adalah cahaya.” Ungkapnya.

Untuk membangun sebuah usaha, kata Wahyudi, hal paling pertama adalah melakukan riset tempat, supaya bisa tahu kebutuhan orang-orang.

“Yang kedua adalah kebutuhan bahan pokok yang dibutuhkan agar tetap aman.” Terangnya.

Kata Wahyudi, membangun usaha memang gampang, namun pertahankan sebuah usaha adalah yang paling susah.

“Saya harap kepada anak muda agar lebih bersemangat, percaya diri dan berani ketika membangun usaha.” Pungkasnya.(tr-04)

 

Reporter: Siti Halima Duwila

Redaktur: Junaidi Drakel