TERNATE (kalesang) – Ganima Assagaf, perempuan asal Manado, Provinsi Sulawesi Utara, yang kini memilih membuka usaha di Kota Ternate, Maluku Utara.
Ganima menceritakan, sejak masih anak-anak, ia sudah membantu ibunya buat kue setiap ada pesanan, bahkan sudah menjadi hobinya. Dalam beberapa kesempatan, Gan sapaan akrabnya menuturkan, bahkan dipercaya untuk buat kue pesanan, bahkan setiap ada hari-hari besar.
Hal itu, berlangsung hingga akhirnya ia menikah dan punya tiga orang anak. Sampai saat ini, hal itu sudah menjadi rutinitasnya.
Sejak tahun 1996, Gan mengatakan, ia pindah di Kota Ternate bersama suaminya, di beberapa kesempatan kue buatannya banyak diminati oleh tetangga dan keluarga. Hal ini membuatnya semakin semangat untuk terima pesanan.
“Awalnya pesanan masih toples ukuran yang kecil, bahkan rekan-rekan kerja suami banyak yang pesan juga, saya mulai tekuni dan semangat, mumpung masih muda dan kuat waktu itu.” Ungkapnya saat ditemui reporter kalesang.id, Kamis (16/3/2023).
Baca Juga: Ditinggal Suami, Cerita Perempuan Tiga Anak Asal Surabaya Bertahan Hidup di Ternate
Setelah itu, perempuan 60 tahun itu mengaku, ia mulai menitipkan kue di warung-warung, alhasil kue buatannya mulai laku dan modal awal pun balik. Tak berhenti di situ, ia mulai tertarik lagi untuk terima pesanan kue dari siapapun.
Usahanya berjalan lancar, di tahun 2015, lanjutnya, mulai buat krispi kacang rampah kemudian dititip di Toko Selecta. Ia tak menyangka jika kue sederhana yang dibuatnya banyak yang suka.
Memang tidak perlu diragukan hasil buatan kue milik Gan ini, meskipun waktu itu hanya dengan kemasan sederhana, tak membuatnya tidak percaya diri.
“Yang penting banyak yang suka, saya terus buat, soal kemasan bisa dikreasi agar lebih kreatif.” Kata perempuan yang beralamat di Skep Kelurahan Salahuddin itu.
Kata Gan, ia ditawarkan oleh salah satu teman agar produknya tersebut titipkan di pasar Swalayan Tara Noate Pusat oleh-oleh khas Kota Ternate. Dari situ, mulai banyak pesanan yang diterima.
Baca Juga: Cek Menu Favorit di Kedai Kopi Garasi Morasa Ternate
Meski disibukkan dengan banyaknya pesanan kue yang diterima, dalam beberapa kesempatan, ia selalu mengikuti kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh dinas terkait.
“Dari pelatihan itu, kami para peserta diajarkan untuk kemasan yang menarik ataupun stiker-stiker yang menarik. Kebetulan waktu itu kemasan saya masih pakai tempat mika biasa. Jadi saya harus buat kemasan yang lebih menarik lagi.” Bebernya
Kemudian, lanjut Gan, dari krispi kacang, ia mulai manfaatkan olahan kenari menjadi biskuit kenari. Selain itu, ada juga sambal ikan asin miliknya yang banyak diminati.
“Jadi, banyak yang suka, saya buat lagi abon ikan, kue bubur, kue kerang, bagea gula. Pokoknya buat macam-macam olahan.” Ujarnya.
Saat ini, ia bersyukur karena beberapa kali ikut pelatihan yang membuatnya semakin kreatif dalam kemasan maupun pemasarannya.
“Sebenarnya buat usaha seperti ini, yang penting adalah soal rasa yang harus pas dan kemasan juga harus menarik. Agar orang-orang lebih tertarik.” Ucapnya.
Baca Juga: Rotasi Coffee Lab Sediakan Menu dan Baca Buku Gratis Bagi Pelanggan
Bagi Gan, untuk bangun usaha modal memang dibutuhkan, namun semangat dan mental pun harus siap. Karena, berbisnis tidak setiap kali dapat untung, rugi pasti dirasakan.
“Sekarang saya dibantu anak-anak untuk penjualan sejak suami meninggal di tahun 2021.” Katanya.
Jika ada permintaan banyak, kata Gan, ia dibantu oleh tenaga kerja harian. Karena belum punya alat yang memadai. Meski begitu, ia sangat senang jika dapat membantu beberapa orang.
“Saya juga berharap, ke depannya pemerintah juga membantu Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM, dan pemerintah juga ketika memberi bantuan, harus pada orang yang tepat dan membutuhkan.” Harapnya.(tr-04)
Reporter: Siti Halima Duwila
Redaktur: Junaidi Drakel